5.05.2012

Akurasi pengukuran

TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengetahui cara pengukuran alat-alat ukur dasar.
2.      Membandingkan tingkat ketelitian alat-alat ukur panjang dan massa.
3.      Menentukan ketidakpastian pengukuran tunggal dan berulang

DASAR TEORI
1.      Besaran dan Satuan
Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat penting dalam kehidupan kita. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Misalnya, Anda mengukur panjang buku dengan mistar, artinya Anda membandingkan panjang buku tersebut dengan satuan-satuan panjang yang ada di mistar, yaitu milimeter atau centimeter, sehingga diperoleh hasil pengukuran, panjang buku adalah 210 mm atau 21 cm.
Fisika merupakan ilmu yang memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca indera. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep fisika.
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa.
a.   Besaran Pokok adalah Besaran yang satuannya ditetapkan secara International
Tabel 1.1 Satuan SI untuk besaran-besaran pokok ditunjukkan tabel di bawah.
NO
Besaran Pokok
Satuan dasar SI
Simbol satuan
Dimensi
1
2
3
4
5
6
7
Panjang
Massa
Waktu
Kuat arus listrik
Temperatur
Jumlah zat
Intensitas cahaya
meter
kilogram
sekon
ampere
kelvin
mol
candela
M
Kg
S
A
K
Mol
Cd
[ L ]
[ M ]
[ T ]
[ Q ]
[ I ]
[ N ]
[ J ]

b.   Besaran Turunan : Besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.
NO
Besaran Turunan
Satuan turunan
Nama Satuan
Simbol
Dimensi
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecepatan
Percepatan
Massa jenis
Gaya
Energi
Tekanan
Daya
Induksi magnet
m.s-1
m.s-2
Kg.m-1
Kg.m.s-2
N.m-2
N.m2
J.s-1
Wb.m-2
-
-
-
Newton
Joule
Pascal
Watt
Tesla
-
-
-
N
J
Pa
W
T
LT-1
LT-2
ML-3
MLT-2
M-1LT-2
M3LT-2
ML2T-3
-

c.   Konversi Satuan SI
No
Awalan
Simbol
Faktor
No
Awalan
Simbol
Faktor
1
2
3
4
5
6
7
atto-
femto-
pico-
nano-
mikro-
mili-
centi-
a
f
P
N
μ
m
c
10-18
10-15
10-12
10-9
10-6
10-3
10-2
8
9
10
11
12
13
14
deci-
tera-
giga-
mega-
kilo-
hekto-
deka-
d
T
G
M
K
H
Da
10-1
1012
109
106
103
102
101


2.      Alat Ukur Untuk Mengukur Panjang
a. Mistar
Ada beberapa jenis mistar/penggaris sesuai dengan skalanya, misalnya mistar yang berskala mm dengan ketelitian 1 mm. Ketika mengukur, posisi mata tegak lurus mistar supaya tidak terjadi kesalahan pengukuran (kesalahan paralaks).
b. Jangka sorong
Alat untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan jangka sorong yang terdiri dari pasangan rahang pertama (untuk mengukur diameter dalam) dan pasangan rahang kedua untuk mengukur diameter luar. Dari pasangan ini terdapat rahang tetap dan rahang geser dan dilengkapi skala utama dan skala nonius.
c.  Mikrometer sekrup
Untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan mikrometer sekrup yang bagian utamanya adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar dan pada ujung silinder pemutar terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama.
3.   Alat Untuk Mengukur Massa
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing-masing benda disebut massa benda. Massa diukur dengan neraca lengan, dan berat diukur dengan neraca pegas. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang, sudah banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih teliti, yaitu neraca elektronik.

ALAT DAN BAHAN
1.      Bola-bola pejal berbeda ukuran
2.      Neraca analitis
3.      Jangka sorong
4.      Mikrometer sekrup.

CARA KERJA
1.      Siapkan alat ukur dan benda yang akan diukur.
2.      Kenali nst (nilai skala kecil) atau ketelitian masing-masing alat ukur.
3.      Bola-bola pejal berbeda ukuran masing-masing ditimbang sebanyak 5 kali.
4.      Bola-bola pejal berbeda ukuran masing-masing diukur diameternya menggunakan jangka sorong sebanyak 5 kali.
5.      Bola-bola pejal berbeda ukuran masing-masing diukur diameternya menggunakan mikrometer sekrup sebanyak 5 kali.
6.      Catat hasil pengukuran.

Tabel Pengamatan

Tidak ada komentar: