1.03.2013

disain penelitian 2


Di dalam literatur yang dikemukakan oleh Fitriana (2011: 3) bahwa setiap bentuk pembelajaran baik pendekatan, metode maupun model mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pada model Numbered Heads Together mempunyai kelebihan sebagai berikut.
1.      Setiap anggota kelompok harus mengetahui dan memahami jawaban yang merupakan hasil diskusi dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2.      Dalam pembelajaran dengan menggunakan model ini, setiap siswa mempunyai nomor yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
3.      Setiap siswa mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan dari guru.
4.      Siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok keciluntuk memecahkan berbagai masalah yang ada dalam pembelajaran maupun yang diberikan guru.
5.      Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.
6.      Karena media diskusi kelompok yang disediakan guru maka semakin mudahnya siswa dalam mempelajari peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan materi suhu.
Adapun kelemahan pada model Numbered Heads Together adalah sebagai berikut.
1.      Diperlukan biaya yang cukup besar dalam pembuatan perangkat pembelajaran
2.      Apabila jumlah kelompok dalam kelas besar, guru akan mengalami kesulitan untuk membimbingtiap kelompok yang membutuhkan bimbingan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
3.      Siswa yang pandai dalam menyelesaaikan masalah memungkinkan tidak mau membantu temannya untuk menguasai sehingga teman lain yang kurang memiliki kemampuan bisa menyelesaikan beberapa masalah yang diberikan oleh guru.
Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu), atau pengetahuan deklaratif (yaitu pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip atau generalisasi). Model ini dianggap sangat mendukung dengan media yang digunakan serta cocok untuk diterapkan pada pengembangan ranah kognitif siswa pada materi suhu.
Remediasi pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads Together yang dilakukan pada siswa kelas X MAS AL-MUSTAQIM Sungai Raya pada materi suhu. Alasan penelitian dilaksanakan di sekolah yang disebutkan, pada konsep dasar suhu kemampuan siswa masih tergolong rendah jika dibandingkan hasil belajar yang diharapkan oleh kesepakatan KKM sekolah.
Oleh karena itu, apa yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan mampu meremediasi sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran maupun masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

disain penelitian


A.    Latar belakang
Pembelajaran fisika merupakan disiplin ilmu yang mengajak siswa untuk berpikir skeptis, kreatif dan kritis dalam menyelesaikan masalah baik yang timbul dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pembelajarannya. Ini karena fisika merupakan proses aktif yang dilakukan sebagai satu di antara pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah dan berkaitan dengan kehidupan manusia, fakta, fenomena serta hukum-hukum alam yang disusun secara sistematis. Dalam proses pembelajaran, mata pelajaran fisika sering kali berinteraksi dengan fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sahari-hari.
Di lingkungan sekolah menengah tingkat atas terutama bagi jurusan IPA, pelajaran fisika menjadi pelajaran lanjutan untuk menjejaki pemahaman konsep esensial tentang sains terutama konsep yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah.
Ada beberapa cabang materi yang dipelajari dalam fisika, satu di antaranya adalah termodinamika. Dalam kehidupan sehari-hari, cabang ini sangat esensial untuk dipelajari karena sering dialami oleh setiap orang khususnya pada materi suhu.
Memandang alasan yang disebutkan maka lembaga pendidikan menjadikan materi ini sebagai materi dasar pengetahuan siswa. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran siswa mengalami kesulitan memahami materi sehingga mengakibatkan hasil belajar pada siswa banyak yang berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Suhu sebagai satu di antara materi pembelajaran fisika mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Oleh karena itu, diharapkan guru bisa menumbuhkan kemampuan berpikir yang efisien dan efektif dalam pemecahan berbagai masalah yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal siswa ke arah peningkatan kemampuan kognitif, pemahaman serta sejumlah kemampuan dalam mengembangkan ilmu dan teknologi.
Untuk itu maka dirasakan perlu dilakukan remediasi untuk memperbaiki kekeliruan siswa dalam menyelesaikan masalah pembelajaran materi suhu. Remediasi didefinisikan sebagai kegiatan perbaikan yang diarahkan untuk mengatasi kekeliruan belajar siswa dengan cara mengubah, memperbaiki dan memperjelas kerangka berpikir siswa. Definisi yang dikemukakan serupa dengan definisi yang dikemukakan oleh Yandianto (2000: 490) bahwa remediasi adalah suatu proses yang bertujuan sebagai penyembuhan. Oleh karena itu, dalam penelitian remediasi ini dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa dalam memahami, maupun menguasai materi dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari tentang suhu.
Ada beberapa bentuk remediasi, satu di antaranya adalah metode yang digunakan dalam memberi perbaikan, sarana atau instrumen yang sesuai bagi proses perbaikan yang dilakukan (Ischak dan Warji, 1987: 38). Agar pembelajaran dapat berjalan efektif, guru harus menemukan solusi apa yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan pencapaian kompetensi dan sesuai dengan proses pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan fakta yang dipaparkan, maka dalam penelitian ini diterapkan sebuah model pembelajaran inovasi kooperatif yang diyakini lebih efektif dan lebih efisien dalam proses remediasi untuk memperbaiki hasil belajar siswa tentang suhu dengan menggunakan model Numbered Heads Together.
Menurut Kagan (1989), Numbered Heads Together (NHT) adalah strategi kooperatif yang menawarkan alternatif pendekatan kompetitif seluruh kelas menjawab pertanyaan, di mana guru mengajukan pertanyaan dan kemudian meminta salah satu siswa dengan mengangkat tangan.