1.03.2013

disain penelitian


A.    Latar belakang
Pembelajaran fisika merupakan disiplin ilmu yang mengajak siswa untuk berpikir skeptis, kreatif dan kritis dalam menyelesaikan masalah baik yang timbul dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pembelajarannya. Ini karena fisika merupakan proses aktif yang dilakukan sebagai satu di antara pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah dan berkaitan dengan kehidupan manusia, fakta, fenomena serta hukum-hukum alam yang disusun secara sistematis. Dalam proses pembelajaran, mata pelajaran fisika sering kali berinteraksi dengan fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sahari-hari.
Di lingkungan sekolah menengah tingkat atas terutama bagi jurusan IPA, pelajaran fisika menjadi pelajaran lanjutan untuk menjejaki pemahaman konsep esensial tentang sains terutama konsep yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah.
Ada beberapa cabang materi yang dipelajari dalam fisika, satu di antaranya adalah termodinamika. Dalam kehidupan sehari-hari, cabang ini sangat esensial untuk dipelajari karena sering dialami oleh setiap orang khususnya pada materi suhu.
Memandang alasan yang disebutkan maka lembaga pendidikan menjadikan materi ini sebagai materi dasar pengetahuan siswa. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran siswa mengalami kesulitan memahami materi sehingga mengakibatkan hasil belajar pada siswa banyak yang berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Suhu sebagai satu di antara materi pembelajaran fisika mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Oleh karena itu, diharapkan guru bisa menumbuhkan kemampuan berpikir yang efisien dan efektif dalam pemecahan berbagai masalah yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal siswa ke arah peningkatan kemampuan kognitif, pemahaman serta sejumlah kemampuan dalam mengembangkan ilmu dan teknologi.
Untuk itu maka dirasakan perlu dilakukan remediasi untuk memperbaiki kekeliruan siswa dalam menyelesaikan masalah pembelajaran materi suhu. Remediasi didefinisikan sebagai kegiatan perbaikan yang diarahkan untuk mengatasi kekeliruan belajar siswa dengan cara mengubah, memperbaiki dan memperjelas kerangka berpikir siswa. Definisi yang dikemukakan serupa dengan definisi yang dikemukakan oleh Yandianto (2000: 490) bahwa remediasi adalah suatu proses yang bertujuan sebagai penyembuhan. Oleh karena itu, dalam penelitian remediasi ini dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa dalam memahami, maupun menguasai materi dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari tentang suhu.
Ada beberapa bentuk remediasi, satu di antaranya adalah metode yang digunakan dalam memberi perbaikan, sarana atau instrumen yang sesuai bagi proses perbaikan yang dilakukan (Ischak dan Warji, 1987: 38). Agar pembelajaran dapat berjalan efektif, guru harus menemukan solusi apa yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan pencapaian kompetensi dan sesuai dengan proses pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan fakta yang dipaparkan, maka dalam penelitian ini diterapkan sebuah model pembelajaran inovasi kooperatif yang diyakini lebih efektif dan lebih efisien dalam proses remediasi untuk memperbaiki hasil belajar siswa tentang suhu dengan menggunakan model Numbered Heads Together.
Menurut Kagan (1989), Numbered Heads Together (NHT) adalah strategi kooperatif yang menawarkan alternatif pendekatan kompetitif seluruh kelas menjawab pertanyaan, di mana guru mengajukan pertanyaan dan kemudian meminta salah satu siswa dengan mengangkat tangan.

Tidak ada komentar: