A. Latar
belakang
Pembelajaran
fisika merupakan disiplin ilmu yang mengajak siswa untuk berpikir skeptis,
kreatif dan kritis dalam menyelesaikan masalah baik yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam pembelajarannya. Ini karena fisika merupakan proses
aktif yang dilakukan sebagai satu di antara pelajaran yang wajib dipelajari di
sekolah dan berkaitan dengan kehidupan manusia, fakta, fenomena serta hukum-hukum
alam yang disusun secara sistematis. Dalam proses pembelajaran, mata pelajaran
fisika sering kali berinteraksi dengan fenomena alam yang terjadi dalam
kehidupan sahari-hari.
Di
lingkungan sekolah menengah tingkat atas terutama bagi jurusan IPA, pelajaran
fisika menjadi pelajaran lanjutan untuk menjejaki pemahaman konsep esensial
tentang sains terutama konsep yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah.
Ada
beberapa cabang materi yang dipelajari dalam fisika, satu di antaranya adalah
termodinamika. Dalam kehidupan sehari-hari, cabang ini sangat esensial untuk
dipelajari karena sering dialami oleh setiap orang khususnya pada materi suhu.
Memandang
alasan yang disebutkan maka lembaga pendidikan menjadikan materi ini sebagai
materi dasar pengetahuan siswa. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran siswa
mengalami kesulitan memahami materi sehingga mengakibatkan hasil belajar pada
siswa banyak yang berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Suhu
sebagai satu di antara materi pembelajaran fisika mendasari perkembangan
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Oleh karena itu,
diharapkan guru bisa menumbuhkan kemampuan berpikir yang efisien dan efektif
dalam pemecahan berbagai masalah yang ditemukan siswa dalam kehidupan
sehari-hari serta sebagai bekal siswa ke arah peningkatan kemampuan kognitif,
pemahaman serta sejumlah kemampuan dalam mengembangkan ilmu dan teknologi.
Untuk
itu maka dirasakan perlu dilakukan remediasi untuk memperbaiki kekeliruan siswa
dalam menyelesaikan masalah pembelajaran materi suhu. Remediasi didefinisikan
sebagai kegiatan perbaikan yang diarahkan untuk mengatasi kekeliruan belajar
siswa dengan cara mengubah, memperbaiki dan memperjelas kerangka berpikir
siswa. Definisi yang dikemukakan serupa dengan definisi yang dikemukakan oleh Yandianto
(2000: 490) bahwa remediasi adalah suatu proses yang bertujuan sebagai
penyembuhan. Oleh karena itu, dalam penelitian remediasi ini dilakukan untuk
memperbaiki hasil belajar siswa dalam memahami, maupun menguasai materi dalam
menyelesaikan berbagai masalah dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan
sehari-hari tentang suhu.
Ada
beberapa bentuk remediasi, satu di antaranya adalah metode yang digunakan dalam
memberi perbaikan, sarana atau instrumen yang sesuai bagi proses perbaikan yang
dilakukan (Ischak dan Warji, 1987: 38). Agar pembelajaran dapat berjalan
efektif, guru harus menemukan solusi apa yang akan diterapkan sehingga sesuai
dengan pencapaian kompetensi dan sesuai dengan proses pembelajaran yang
diharapkan.
Berdasarkan
fakta yang dipaparkan, maka dalam penelitian ini diterapkan sebuah model
pembelajaran inovasi kooperatif yang diyakini lebih efektif dan lebih efisien
dalam proses remediasi untuk memperbaiki hasil belajar siswa tentang suhu
dengan menggunakan model Numbered Heads Together.
Menurut
Kagan (1989), Numbered Heads Together (NHT) adalah strategi kooperatif yang
menawarkan alternatif pendekatan kompetitif seluruh kelas menjawab pertanyaan,
di mana guru mengajukan pertanyaan dan kemudian meminta salah satu siswa dengan
mengangkat tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar