Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Perancis dan Jerman.
Pada masa sekarang, muncak hanya dapat ditemui di Asia Selatan dan Asia Tenggara, mulai dari India, Srilangka, Indocina, hingga kepulauan Nusantara. Beberapa jenis diintroduksi di Inggris dan sekarang banyak dijumpai di sana.
Kijang tidak mengenal musim kawin dan dapat kawin kapan saja, namun perilaku musim kawin muncul bila kijang dibawa ke daerah beriklim sedang. Jantannya memiliki tanduk pendek yang dapat tumbuh bila patah.
Hewan ini sekarang menarik perhatian penelitian evolusi molekular karena memiliki variasi jumlah kromosom yang dramatis dan ditemukannya beberapa jenis baru (terutama di Indocina).
- Muntiacus muntjak, kijang biasa
- Muntiacus reevesi, kijang Reeve, diintroduksi ke Inggris
- Muntiacus crinifrons, kijang hitam
- Muntiacus feae
- Muntiacus atherodes, kijang keemasan Kalimantan
- Muntiacus rooseveltorum
- Muntiacus gongshanensis
- Muntiacus vuquangensis, kijang raksasa vietnam
- Muntiacus truongsonensis
- Muntiacus putaoensis
·
Posted
on 15 November 2010 by alamendah
·
Kijang
atau Muntiacus muntjak
merupakan salah satu rusa asli Indonesia. Kijang merupakan salah satu dari 4
jenis rusa yang dimiliki Indonesia selain rusa bawean, rusa timor, dan rusa sambar. Khusus di Indonesia, kijang
dapat ditemukan mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali hingga Lombok.
·
Jenis
rusa yang asli Indonesia ini, bersama anggota genus Muntiacus lainnya,
dipercaya sebagai jenis rusa tertua. Kijang berasal dari Dunia Lama dan telah
ada sejak 15 – 35 juta tahun yang silam.
·
Kijang
(Muntiacus munjak) jantan
·
Di
Indonesia, kijang dikenal juga sebagai menjangan atau kidang. Dalam bahasa
Inggris Kijang disebut sebagai Southern Red Muntjac, Barking Deer, Bornean
Red Muntjac, Indian Muntjac, Red Muntjac, atau Sundaland Red Muntjac.
Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) kijang dinamai Muntiacus muntjak
(Zimmermann, 1780) yang mempunyai sinonim Cervus moschatus (Blainville,
1816), Cervus muntjak (Zimmermann, 1780), Cervus pleiharicus
(Kohlbrugge, 1896), Muntiacus bancanus (Lyon, 1906), dan Muntiacus
rubidus (Lyon, 1911).
·
Subspesies
Kijang. Terdapat sedikitnya 15 subspesies
kijang (Indian Muntjac) di seluruh dunia. Ke-15 subspesies itu antara
lain: M. m. annamensis (Indochina), M. m. aureus (semenanjung
India), M. m. bancanus (Kepulauan Banka), M. m. curvostylis
(Thailand), M. m. grandicornis (Burma), M. m. malabaricus (India
Selatan dan Sri Lanka), M. m. montanus (Sumatera), M. m. muntjak
(Jawa dan Sumatra bagian selatan), M. m. nainggolani (Bali dan Lombok), M.
m. nigripes (Vietnam), M. m. peninsulae (Malaysia), M. m.
pleicharicus (Kalimantan), M. m. robinsoni (Pulau Bintan dan Kepulauan
Lingga), M. m. rubidus (Kalimantan), M. m. vaginalis (Burma dan
Cina).
·
Ciri
Fisik dan Perilaku. Kijang atau menjangan mempunyai
tubuh berukuran sedang, dengan panjang tubuh termasuk kepala sekitar 89-135 cm.
Ekornya sepanjang 12-23 cm sedangkan tinggi bahu sekitar 40-65 cm, dengan berat
mencapai 35 kg. Rata-rata umur Kijang bisa mencapai 16 tahun.
·
Mantel
rambut kijang (Muntiacus muntjak) pendek, rapat, lembut dan licin. Warna
bulunya bervariasi dari coklat gelap hingga coklat terang. Pada punggung kijang
terdapat garis kehitaman. Daerah perut sampai kerongkongan berwarna putih.
Sedangkan daerah kerongkongan warnanya bervariasi dari putih sampai coklat
muda.
·
Kijang
jantan mempunyai ranggah (tanduk) yang pendek, tidak melebihi setengah dari
panjang kepala dan bercabang dua serta gigi taring yang keluar.
·
Kijang
atau menjangan (Muntiacus muntjak) merupakan binatang soliter. Kijang
jantan menandai wilayahnya dengan menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang
terdapat di kepala mereka di tanah dan pepohonan. Selain itu kijang jantan juga
menggoreskan kuku ke tanah atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai
penanda kawasan.
·
Jenis
rusa asli Indonesia ini biasanya aktif di malam hari meskipun sering kali tetap
melakukan aktifitas di siang hari. Makanan utamanya adalah daun-daun muda,
rumput, buah, dan akar tanaman.
·
Kijang
merupakan binatang poligami. Jenis rusa ini tidak memiliki musim kawin tertentu
sehingga perkawinan terjadi sepanjang tahun. Kijang betina dapat melahirkan
sepanjang tahun dengan usia kehamilan berkisar 6-7 bulan. Dalam sekali masa
kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor anak.
·
Habitat,
Persebaran dan Konservasi. Kijang
tersebar di berbagai negara meliputi Brunei Darussalam, China (Hainan, Sichuan,
Yunnan), Indonesia,
Malaysia, Thailand, Burma, dan Singapura. Di Indonesia, kijang dapat ditemukan
di Sumatera, Bangka, Belitung, Kepulauan Riau, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan
Kalimantan.
·
Binatang
asli Indonesia ini menyukai habitat hutan tropika yang memiliki aneka vegetasi,
padang rumput, sabana, hutan meranggas. Kijang juga dapat mendiami hutan
sekunder, daerah di tepi hutan, dan tepi perkebunan. Binatang ini mampu hidup
di daerah dengan ketinggian mencapai 3.000 meter dpl.
·
Meskipun
termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan PP
Nomor 7 Tahun 1999, populasi kijang dianggap belum terancam kepunahan. Oleh
IUCN Redlist, kijang dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern”
sejak 1996.
·
Klasifikasi
ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo:
Artiodactyla; Sub-ordo: Ruminantia; Famili: Cervidae; Subfamili: muntiacinae;
Genus: Muntiacus; Spesies: Muntiacus muntjak. Nama Binomial: Muntiacus
muntjak (Zimmermann, 1780). Nama Indonesia: Kijang, Kidang, Menjangan.
referensi:
·
bksdadiy.dephut.go.id/katalog_detail.php?kat=&id=4
·
gambar:
bksdadiy.dephut.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar