9.19.2013

Makna Ruku’ dalam Shalat

Sebagai seorang muslim yang selalu mendirikan shalat tentu tidak asing dengan salah bagian dari shalat tersebut, yakni ruku’. Dari segi bahasa, ruku’ berarti “merunduk”, ada yang mengartikannya “menunduk”. Secara istilah, ruku’ adalah merundukkan badan sehingga kepala sejajar dengan punggung seraya meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut.
Gerakan ruku’ dalam shalat disebut dengan jelas dalam Al-Qur’an surah al-Hajj ayat 77, “Hai orang-orang yang beriman, ruku’ dan sujudlah kamu.” Kemudian Rasulullah SAW mengingatkan pula kepada kaum muslimin untuk shalat dengan baik, sesuai sabdanya,  “Kemudian ruku’lah sehingga kamu bertuma`ninah dalam keadaan ruku’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) makna tuma’ninah di sini adalah gerakan tersebut dilakukan dengan tenang, khusyuk, dan tidak tergesa-gesa.
Karena begitu pentingnya makna gerakan ruku’ itulah, ruku’ mendapat perhatian langsung dari Allah dan Rasul-Nya. Sebab, ada keterkaitan yang mendalam terhadap penghambaan manusia dengan Rabb-nya. Tuhan Yang Mahaagung dalam  setiap ibadah yang dilakukan oleh hamba-Nya. Apa jadinya bila seseorang tidak tuma’ninah dalam melakukan gerakan shalat. Yang ada adalah, manusia tidak merasakan ke-Mahabesaran Allah Sang Pencipta Alam Semesta.
Rukuk adalah menunduk dengan lahiriahnya jasmani manusia. Sebelum kita benar-benar bersujud di hadapan Allah Sebagaimana rendahnya kita dibandingkan dengan Allah. Dengan demikian, sepurnanya ketundukan dalam rukuk merupakan ketundukan hati Kepada Allah dan Menghinakan diri kepada-Nya. Maka sempurnalah ketundukan hamba dengan batin dan lahiriah kepada Allah.
Salah seorang ahli hadits terkenal dari Albania, Syaikh al-Albani dalam buku Shifatu Shalat Nabi menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa`i, hadits ini disahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi, “Shalat salah seorang dari kalian tidak sempurna sehingga dia menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan Allah, kemudian bertakbir, bertahmid, dan memuliakan-Nya, membaca Al-Qur`an yang mudah baginya dari apa yang Allah ajarkan dan izinkan kepadanya, kemudian bertakbir dan ruku’, meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya sehingga persendiannya tenang dan berada pada posisinya.”
Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Al-Bukhari dari Malik bin al-Huwairits). Syaikh al-Albani dalam bukunya tersebut, menyebutkan sifat ruku’ Nabi saw, beliau berkata, “Nabi meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya, beliau memantapkan kedua tangannya di atas kedua lututnya seolah-olah beliau menggenggamnya, beliau merenggangkan jari-jarinya, menjauhkan kedua sikunya dari pinggangnya, beliau membentangkan dan meluruskan punggungnya, sampai-sampai seandainya air dituang di atasnya niscaya ia akan diam, beliau tidak menundukkan kepalanya dan tidak mendongakkannya.”
Yang harus digaribawahi bagi setiap muslim dalam shalat adalah thuma’ninah dalam ruku’. Rasulullah SAW ruku’ dengan thuma`ninah, beliau memerintahkan orang yang shalat dengan keliru agar mengulangnya karena dia tidak berthuma`ninah, beliau mengumpamakan orang yang ruku’ tanpa thuma’ninah dengan ayam jantan yang mematok makanannya atau seperti burung gagak yang mematok bangkai, beliau menyatakan bahwa orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujud adalah pencuri terburuk. Semua ini menetapkan kewajiban thuma`ninah dalam ruku’.
Setelah ruku’ dilakukan dengan tuma’ninah kemudian bangkitlah. Ini dikuatkan dengan hadits Nabi, “Kemudian bangkitlah sehingga kamu berdiri dengan i’tidal.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Apabila Nabi SAW bangkit dari ruku’, beliau berdiri tegak sehingga setiap ruas tulang punggung kembali kepada posisinya.
Setelah membaca tulisan ini, coba Anda lakukan ruku’ yang tuma’ninah. Rasakan bahwa Allah SWT ada di hadapan Anda. Rendahkan diri Anda, bangkitkan rasa takut (khauf) di hadapan-Nya. Lakukan hal tersebut terus-menerus. Bila Anda sudah meyakini betul bahwa Allah adalah Rabb Pemilik Semesta Alam, niscaya meskipun Anda seorang yang kaya raya, memiliki jabatan tinggi, atau apa saja yang Anda miliki, pasti Anda akan menjadi manusia yang rendah hati dan merasa tidak memiliki apa-apa di dunia ini. Ketika Anda bersikap arogan dengan titipan yang Allah berikan di dunia kepada Anda, tentu shalat yang Anda lakukan setiap hari tidak akan berguna buat Anda di dunia terlebih di akhirat kelak. Wallahu’alam. (w-islam.com)

Tidak ada komentar: