4.25.2012

CERMIN


Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan sehingga membentuk bayangan.

Cermin yang dibuat paling awal adalah kepingan batu mengkilap seperti obsidian, sebuah kaca volkanik yang terbentuk secara alami. Cermin obsidian yang ditemukan di Anatolia (kini Turki), berumur sekitar 6000 SM. Cermin batu mengkilap dari Amerika tengah dan selatan berumur sekitar 2000 SM. Cermin dari tembaga yang mengkilap telah dibuat di Mesopotamia pada 4000 SM dan di Mesir purba pada 3000 SM. Di China, cermin dari perunggu dibuat pada 2000 SM.
Cermin kaca berlapis logam diciptakan di Sidon (kini Lebanon) pada abad pertama M, dan cermin kaca dengan sandaran dari daun emas disebutkan oleh seorang pengarang dari Romawi bernama Pliny dalam buku Natural History miliknya, yang dikarang sekitar tahun 77 M. Orang Romawi juga mengembangkan teknik menciptakan cermin yang kasar dari kaca hembus yang dilapisi dengan timah yang dilelehkan.
Cermin parabola pantul pertama kali dideskripsikan oleh fisikawan dari Arab bernama Ibn Sahl pada abad 10. Ibnu al-Haytham mendiskusikan cermin cembung dan cekung dalam geometri bola dan tabung, melakukan beberapa percobaan dengan cermin, dan menyelesaikan permasalahan menemukan titik di sebuah cermin cembung dimana sinar yang datang dari satu titik dipantulkan ke titik yang lain.  pada abad 11, cermin kaca yang jernih diproduksi di Al-Andalus.
Pada awal Abad Renaisans, orang Eropa menyempurnakan metode melapisi kaca dengan amalgam timah-raksa. Baik tanggal serta lokasi penemuan itu masih belum diketahui, tapi pada abad ke-16, Venesia, sebuah kota yang terkenal dengan keahilan membuat kaca, menjadi pusat produksi cermin dengan mempergunakan teknik ini. Cermin kaca dari periode itu dulunya merupakan barang mewah yang amat mahal.
Justus Liebig menemukan cermin kaca pantul di tahun 1835. Prosesnya melibatkan pengendapan lapisan perak metalik ke kaca melalui reduksi kimia perak nitrat. Proses melapisi kaca dengan substansi bersifat reflektif (silvering) ini diadaptasi untuk memproduksi cermin secara massal. Saat ini, cermin sering diproduksi dengan pengendapan vakumnya aluminium (atau kadang-kadang perak) langsung ke substrat kaca.
Cermin awalmya terbuat dari kepingan atau lembaran logam mengkilap, biasanya logam perak atau tembaga apabila bayangan yang dipantullan kembali adalah untuk dilihat tetapi juga bisa dari logam lain apabila hanya digunakan untuk memfokuskan cahaya.
Kebanyakan cermin moden terdiri dari lapisan tipis aluminium disalut dengan kepingan kaca. Cermin ini disebut "sepuh belakang" (back silvered), di mana permukaan memantul dilihat melalui kepingan kaca. Pelapisan cermin dengan kaca membuat cermin tahan, tetapi mengurangi kualitas cermin karena tambahan biasan permukaan depan kaca. Cermin seperti ini membalikkan sekitar 80% dari cahaya yang datang. "Bagian belakang" cermin sering dicat hitam sepenuhnya untuk melindung logam dari pengikisan.
Teleskop dan peralatan optik yang lain menggunakan cermin “sepuh depan" (front silvered), di mana permukaan pemantul diletakan di permukaan kaca, yang memberikan kualitas bayangan lebih baik. kadang perak digunakan, tetapi kebanyakannya cermin ini menggunakan aluminum, yang memantulkan gelombang pendek lebih baik dari perak.
Cermin sepuh depan memantulkan 90% hingga 95% dari cahaya datang.
Karena logam berkarat dengan adanya oksigen dan kelembapan, cermin sepuh hadapan perlu diganti permukaannya secara berulang untuk mempertahankan kualitas. Cara lain adalah, tentunya, menggunakan tempat vakum untuk menaruh cermin ini.
Kepantulan pelapisan cermin bergantung pada panjang gelombang cahaya dan juga pada logam itu sendiri, hal ini digunakan dalam kerja optik untuk menghasilkan cermin sejuk dan panas. Cermin sejuk dihasilkan dengan menggunakan substrat transparan dan bahan pelapisan yang memantulkan lebih banyak cahaya nampak dan merambatkan kurang cahaya inframerah. Cermin panas adalah kebalikannya, lebih memantulkan cahaya inframerah. Permukaan cermin kadang diberikan pelapisan tambahan (overcoating) untuk mengurangi degradasi permukaan dan meningkatkan kepantulan pada Bagian-Bagian spektrum yang akan digunakan. Misalnya, cermin aluminum biasanya dilapisi dengan magnesium florida. Kepantulan sebagai fungsi penjang gelombang bergantung kepada ketebalan pelapisan dan bagaimana lapisan tersebut diletakkan.
Untuk pekerjaan optical ilmiah , cermin dielektrik biasanya digunakan. Cermin tersebut merupakan substrat kaca (atau kadang-kadang bahan lain) di satu atau beberapa lapisan dielektrik diendapkan, untuk membentuk sebuah lapisan optik. Dengan berhati-hati memilih tipe serta ketebalan lapisan dielektrik, jangkauan panjang gelombang dan jumlah cahaya yang terpantul dari cermin bisa diperinci. Cermin terbaik dari tipe ini mampu memantulkan 99.999% cahaya (dalam sebuah jangkauan panjang gelombang yang sempit) dan sering digunakan dalam laser.
Dalam sebuah cermin bidang, berkas sinar yang sejajar mengalami perubahan arah secara keseluruhan, tapi masih tetap sejajar; bayangan terbentuk di sebuah cermin bidang merupakan bayangan maya, yang besarnya sama dengan objek aslinya. Ada pula cermin lengkung, dimana seberkas cahaya sejajar menjadi seberkas cahaya yang konvergen, yang sinarnya berpotongan dalam fokus (titik imagi) cermin. Yang terakhir adalah cermin cembung, dimana sebuah sinar yang sejajar menjadi tersebar (divergen), dengan sinar tersebar dari sebuah titik perpotongan "di belakang" cermin. Kekurangan dari lensa cekung yang berbentuk bola serta cermin cembung adalah tak bisa mengfokuskan sinar sejajar ke sebuah titik tunggal dalam kaitan dengan lanturan (aberasi) sferis. Reflektor parabola mengatasi masalah ini dengan membuat sinar sejajar yang datang (misalnya, cahaya dari sebuah bintang yang jauh) untuk difokuskan ke sebuah titik yang kecil; mendekati suatu titik yang ideal. Reflektor parabola tak cocok untuk mencitrakan benda terdekat karena sinar cahaya yang tidak sejajar.
Seberkas cahaya yang terpantul di cermin pada sebuah sudut pantul yang sama dengan sudut datang (jika ukuran sebuah cermin jauh lebih besar dari panjang gelombang cahaya). Jika berkas cahaya mendatangi permukaan cermin pada sudut 30° dari vertikal, lalu terpantul dari sudut datang dengan sudut 30° dari vertikal dalam arah yang berlawanan.
Hukum ini secara matematis menuruti interferensi sebuah gelombang bidang di sebuah batas datar.

4.22.2012

22 april

hari ini ku main ke gor pangsuma pontianak. pergi bersama teman2 yang baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung, tidak ketinggalan go-kil.
awalnya cuma mau menikmati amplang yang dijual astra, lalu segera pulang. tapi, yang terjadi tidak demikian melainkan banyak tragedi yang hampir saja buat rusuh.
1. reza tersesat. kami mau ngajak dia makan mie sagu. saya dan arief sudah duduk di meja stand sementara reza masih di stand amplang astra. malangnya nasib reza, kami salah beri peta.
mie sagu menggunakan kuah soto dan mie yang di potong bentuk kentang goreng, mie-nya terasa daging lidah buaya.
2. selanjutnya, jalan lagi bertemu mobil sejenis van milik PMI Cabang Pontianak. sebenarnya kami cuma iseng saja, eh ditanya seorang cewek berkerudung putih sambil menyodorkan kue yang dibungkus , "udah apa belum?"
kemudian sambil menerima kue itu reza balik tanya, "untuk apa nih?"
"ah....udah lah terima aja", celetuk ku.
haha......sambil ngegombalin petugasnya makan pun dapat.......
sambil nyelam kita minum kopi.......
3. pas mau ngecek tekanan dengan donor darah, ku melihat petugasnya manis sekali......."saya kira mas pacarnya mbak yang memeriksa tekanan darah....atau ayahnya mungkin?
mbak, mbak tinggal dimana?"
alhasil, cewek itu cuma tersenyum tak bergumam sekalipun dan hanya diam.......

za.....tunggu lah.....
masing2 kami dapat 3 bungkus.....hahaha.....

4.15.2012

Kekentalan Zat Cair


Fluida adalah suatu zat berupa zat cair dan gas yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinu apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan. Fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa.

Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain:
1. rapat massa (density)
2. kekentalan (viscosity)
3. kemampatan(compressibility)
4. tegangan permukaan (surface tension)
5. kapilaritas(capillarity).

Pada kenyataannya beberapa sifat fluida merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekulmolekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain.

Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar. Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gaya-gaya kohesi antar molekul.

ANOMALI VENUS


  Venus berotasi pada sumbunya sedemikian lambat, bahkan lebih lambat daripada periode orbitnya. Akibatnya satu tahun disana adalah lebih pendek daripada satu harinya (sehari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi, sementara satu tahun Venus setara 225 hari Bumi). Disamping itu Venus diketahui berotasi dari arah timur ke barat, kebalikan dari planet-planet lain di tata surya kita yang berotasi dari barat ke timur, karena itu di Venus matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur.

Masakan Khas Melayu Sambas, Tanak Lade


Melayu identik dengan khasanah budaya yang beragam dan tradisional. Tak terkecuali soal masakannya. Sebut saja, sambal lade, bubur pedas, bubur sumsum, sayur keladi dan berbagai masakan lainnya.

Melayu Sambas menyimpan khasanah masakan khas yang tak kalah enak dan mak nyos meminjam kata kuliner kawakan di sebuah siaran televisi nasional. Kali ini saya persembahkan masakan tanak lade.

Ketika ingat ingin membeli ikan kecil, ikan kerisi begitu biasa kami menyebutnya. Kami berencana membawa pulang dan akan membuat masakan khas Sambas, yang sebenarnya sudah lama tidak kami rasakan lagi.
Apa itu tanak lade?  Tanak bisa diartikan masakan, memasak. Sedangkan lade, adalah rempah yang kita sering sebut lada. Untuk masakan ini kita menggunakan lada hitam, lada yang berwarna hitam karena berasal dari lada hijau yang dikeringkan sehingga menjadi hitam.
Selanjutnya lada hitam (kira-kira segenggam) tadi dihaluskan terlebih dahulu, kemudian ditambah bumbu lain seperti bawang merah (2 siung), bawang putih (2 siung), jahe (seiris), kunyit (satu centi), lengkuas (seibu jari), garam (secukupnya) dan bumbu penyedap (secukupnya) kemudian dihaluskan lagi.
Dan kita siap unutuk menumis. Siapkan penggorengan dan masukkan sedikit minyak goreng, setelah agak panas masukkan bumbu yang telah dihaluskan tadi sambil diaduk pelan sampai tercium bau harum, lalu masukkan sebatang serei yang telah dimemarkan dan ikan kerisi yang telah dibersihkan. Kemudian tambahkan sedikit air.  Tunggu dan sambil diaduk pelan hingga mendidih dan tercium aroma khas tanak lade.
Masakan ini enak disantap saat masih panas sebagai lauk pauk makan nasi putih pada siang atau malam hari. Masakan ini juga sering dipakai sebagai lauk bagi seorang ibu yang baru melahirkan, namun biasanya tanpa ikan hanya lada hitam dan dibuat sedemikian hingga tampak tanpa air atau kering.

Mau mencoba memasak dan mencicipi? 
Segera ke pasar dan cari bahan-bahannya.

4.13.2012

Pengertian Radioisotop


Radioisotop adalah isiotop dari zat radioaktif, dibuat dengan menggunakan reaksi inti dengan netron. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber sinar.
 
Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikatan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau.
Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek biologi.

Penentuan Homogenitas Proses



Radioisotop dapat dimanfaatkan sebagai perunut dalam kegiatan industri. Banyak masalah dalam proses industri dapat diselesaikan dengan teknik perunut radioisotop ini. Dengan teknik ini hampir setiap karakteristik suatu proses industri termasuk kelainan-kelainan yang terdapat pada sistem kerjanya, dapat diketahui untuk kemudian dijadikan masukan informasi bagi pabrik maupun industri yang bersangkutan. Kelebihan dari teknik perunut radioisotop ini adalah dapat dilakukan tanpa mengganggu atau menghentikan proses produksi yang sedang berjalan sehingga kerugian waktu maupun biaya dapat dihindari. Teknik ini dapat diaplikasikan hampir pada setiap industri, seperti industri tekstil, semen, pupuk, kertas, minyak, besi baja dan peleburan aluminium.

DIALOG ANTARA KONSELOR DAN PESERTA DIDIK



Di bawah ini akan disajikan dialog antara guru bimbingan konseling (konselor) dengan salah satu siswa yang mengalami masalah pribadinya. Masalah tersebut tentunya berpengaruh terhadap proses belajar siswa itu sendiri. Adapun masalah yang dihadapinya adalah tentang kisah pacaran yang tidak direstui oleh bibinya. Sehingga dia bingung untuk mengambil keputusan tentang kelanjutan hubungan pacarannya. Siswa tersebut duduk di kelas XII SMAN “A” dan sebentar lagi akan menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN). Pada dialog ini akan disertai penjelasan teknik, tahapan, dan strategi pemecahan masalah dalam bimbingan konseling.
Keterangan:
K = Konselor atau Guru Bimbingan Konseling SMAN “A”
S = Siswa laki-laki yang bernama Nirwan yaitu siswa di SMA tersebut.

DIALOG
Pada pukul 09.30 WIB di Ruang BK
S    :  Assalamu’alaikum pak, maaf menggangu.
K   :  Wa’alaikumsalam Nir, silakan duduk!
S    :  Iya pak, terimakasih.
         (Konselor melakukan tahapan awal dalam Bimbingan Konseling yaitu konselor mencoba mengadakan pendekatan dengan murid supaya proses konseling nantinya berjalan lancar)
K   :  Ada yang bisa bapak bantu, Nir?
         (Konselor menggunakan teknik untuk membuka pembicaraan dengan memancing siswa agar mau berbicara mengungkapakan permasalahan pribadinya)
S    :  Begini pak, bebrapa hari ini saya mengalami masalah dengan pacar saya. Dia mau minta putus pak, saya khawatir tidak bisa menerima kondisi ini karena saya mencintai dia pak.
K   :  Seperti apa permasalahannya?
         (Konselor melakukan teknik dorongan langsung kepada siswa agar dia mau menceritakan permasalahan yang dihadapinya agar pembicaraan mengarah pada tujuan konseling)
S    :  Permasalahan utamanya adalah Bibi saya kurang menyetujui kalau saya pacaran pak.
K   :  Jadi, hubungan kalian kurang disetujui oleh Bibinya Nirwan?
         (Konselor berusaha untuk memasuki tahap memperjelas masalah yang dihadapi siswa dan konselor berusaha untuk memahami permasalahan siswanya tersebut).
S    :  Iya, pak!
K   :  Apakah sudah Nirwan tanyakan, apa alasan Bibi Nirwan melarang untuk pacaran?
S    :  Sudah pak!
K   :  Terus, apa alasan mereka?
S    :  Alasan mereka adalah supaya saya lebih fokus dulu dengan UAN yang sebentar lagi akan saya hadapi dalam beberapa bulan ini.